Logos Lecture: Thy Kingdom come

Logos Lecture: Thy Kingdom come
Mari melihat secara retrospektif mengenai kehadiran Firman yang menciptakan langit dan bumi menjadi daging yang turun ke dalam dunia; merelakan diri untuk memulai karir di dunia dengan kelahiran sebagai daging yang kecil dan lemah. Namun kekuasannya pun melindungi diri-Nya yang lemah sebagai daging yang mungil. Siapakah Dia sebenarnya?

Senin, 31 Agustus 2009

1st rebuttal By Sandpiper

1ST REBUTTAL

Dalam opening statementnya, Willie dengan yakin menyatakan bahwa starting point dari doktrin Arminianism adalah ‘Allah menginginkan semua manusia untuk selamat’ (dalam arti semua manusia tanpa kecuali). Tapi ini adalah circular reasoning, karena kita justru sedang memperdebatkan apakah yang dimaksud ‘Allah menginginkan semua manusia untuk selamat’. Kita tidak boleh memberikan dasar argumen yang sama dengan kesimpulan yang ingin kita buktikan

Arminian dan Calvinis sama percaya akan doktrin Total Depravity, tapi kemudian seolah Arminian melepaskan doktrin ini dan merevisinya menjadi suatu doktrin yang tidak lagi berlaku. Willie berkata bahwa Allah memberikan anugerah kepada semua orang untuk ‘memulihkan kembali "will" manusia yang telah rusak ini’. Pertanyaan saya adalah, ayat mana yang bisa diberikan untuk membuktikan doktrin ini?

Itulah sebabnya Millard J Erickson menulis tidak ada basis Alkitab akan konsep anugerah versi Arminian ini:

"It is here that many Arminians, recognizing human inability as taught in the Scripture, introduce the concept of prevenient grace, which is believed to have a universal effect nullifying the noetic results of sin, thus making belief possible. The problem is that there is no clear and adequate basis in Scripture for this concept of universal enablement." (Millard J. Erickson, Christian Theology, p.925)

Willie menulis mengenai pengertian Calvinis tentang ayat Yohanes 6:44:

“tapi kemudian mereka (Calvinis) secara salah telah membuat ayat ini berputar menjadi "semua yang ditarik PASTI datang kepada Allah" melalui doktrin Irresistable Grace mereka”

Jawaban Calvinis adalah, kepastian kedatangan mereka yang ditarik oleh Bapa kepada Kristus adalah bukan hanya dari ayat 44, melainkan ayat 37 – 44. Diayat 37 Yesus justru berkata mengenai apa yang Willie tuduh kepada Calvinis:

Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”

Orang yang datang kepada Yesus adalah hanya mereka yang Bapa berikan kepada Yesus dan mereka pasti akan datang. Dan oleh karena Yesus selalu melakukan apa yang Allah Bapa kehendaki (ayat 38), maka mereka yang datang kepadaNya ini tidak akan hilang melainkan memperoleh hidup kekal, seperti yang Dia jelaskan dalam ayat 39:

“Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman."

Oleh karena itu ayat 44 merupakan kesimpulan dari ayat 37 dan seterusnya, dan tidak bisa di isolasikan dengan sendirian.

Mengenai Yohanes 12:32, pernyataan Willie bahwa Allah memberikan anugerah kepada semua orang untuk percaya pada Tuhan dengan menggunakan free will tidak didukung oleh ayat ini. Dia harus memasukkan konsep Arminianism kedalam ayat dan kemudian menolak konsep lainnya secara arbitrary. Apakah ada kata / konsep free will Arminian di ayat ini? Tidak sama sekali. Yang ayat ini ajarkan adalah hanya satu hal, yaitu bahwa ketika Yesus disalibkan, maka Ia akan menarik ‘semua orang’ kepadaNya. Dan siapakah yang dimaksud oleh ‘semua orang’? ‘Semua orang’ disini harus diberi kualifikasi (seperti yang Willie juga akui), yaitu semua yang percaya kepada Dia dalam iman. Seperti yang R.V.G Tasker tuliskan:

“…Jesus lifted on the cross, …would draw to himself like a magnet all who accepted in faith His victory over sin and evil;….” (The Tyndale New Testament Commentary on John, p.150).

Willie kemudian menuduh Calvinis tidak konsisten dalam memberi pengertian tentang kata “semua” di Roma 3:23 dan Yohanes 12:32. Tapi Calvinis sekedar membedakan pengertian kata ‘semua’ berdasarkan konteks dan karenanya kata “semua orang” di Yohanes 12:32 perlu diberikan kualifikasi, sama seperti orang Arminian harus memberikan kualifikasi di ayat yang sama untuk menghindari Universalism. Jadi mengapa seorang Arminian menuduh bahwa Calvinis tidak konsisten, padahal dia sendiri melakukan hal yang sama?

Mengenai Matius 11:28-30. Ini adalah ajakan universal Sang Penebus kepada dunia. Apakah ajakan / undangan ini diberikan kepada semua orang? Calvinis percaya demikian tapi itu sama sekali tidak kontradiksi dengan doktrin Calvinism. Mengapa? Karena Canon of Dorts sendiri mengajarkan panggilan bersifat universal ini:

“Moreover, the promise of the gospel is, that whosoever believeth in Christ crucified, shall not perish, but have everlasting life. This promise, together with the command to repent and believe, ought to be declared and published to all nations, and to all persons promiscuously and without distinction, to whom God out of his good pleasure sends the gospel” (Canons of Dorts, 2nd Head, Article 5)

Willie kemudian menulis: “Jika kita tidak memiliki kemampuan untuk memilih-Nya, maka perintah ini akan jadi tidak berarti”

Hal pertama yang ingin saya nyatakan adalah, adanya suatu perintah untuk melakukan sesuatu tidak berarti kita harus mampu melakukan perintah tersebut (contoh: hukum Taurat). Justru ketidakmampuan inilah yang membuat Allah Bapa harus memilih manusia dan menyelamatkan mereka

Kedua, saya tidak percaya bahwa ayat Yohanes 15:6 bicara mengenai orang-orang pilihanNya. Karena secara jelas Yesus sendiri mendefinisikan siapa yang adalah pengikutNya, yaitu mereka yang berbuah banyak:

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Jadi jika ada orang yang tidak menghasilkan buah, maka orang itu tidak bisa dikatakan sebagai pengikut Kristus yang sejati. Lebih dari itu, diayat Yohanes 15:16:

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”

Yesus menambahkan bahwa tidak ada satupun yang bisa memilih Dia, kalau orang itu tidak dipilih lebih dulu oleh Yesus untuk memilih Dia, dan orang yang dipilihNya ini akan menghasilkan buah yang tetap.

Perumpamaan perjamuan kawin di Matius 22:1-14 melambangkan berkat Allah didalam keselamatan. Dapat dilihat bahwa perikop ini tidak menentang, bahkan mendukung ajaran Calvinisme mengenai doktrin common grace nya, dimana semua orang diajak untuk percaya kepada pesan Injil dan diselamatkan. Ayat 12 tidak mengimplikasikan apa yang dikira oleh Willie, yaitu bahwa orang yang tidak berpakaian pesta sebenarnya sudah menerima pakaian pesta (sudah selamat). Konteks perikop ini tidak memungkinkan kebenaran asumsi ini, karena selain tidak ada bukti secara eksplisit, ayat Matius 22:14 jelas tidak mendukung apa yang orang Arminian katakan.

Manusia tidak akan bisa mencoba membohongi Allah, yang melihat segala sesuatu dalam dirinya. Seseorang bisa saja mengaku dirinya adalah orang Kristen, tapi jika ia tidak berbuah maka itu adalah bukti kepalsuan imannya. Dan diayat Matius 22:14, dijelaskan bahwa walaupun Allah memanggil semua orang untuk percaya akan Injil dan banyak yang datang kepesta perjamuan (mengaku mempunyai iman), hanya sebagian saja yang terpilih, menandakan bahwa mereka yang datang kepesta tersebut belum tentu sudah diselamatkan. Oleh karena itu Calvin menulis mengenai ayat ini:

“Let us not flatter ourselves with the empty title of faith, but let every man seriously examine himself, that at the final review he may be pronounced to be one of the lawful guests” (Calvin’s Commentaries On Matthew, Mark and Luke, Vol.2, p.33)

Willie kemudian memberikan ayat Yohanes 3:14-15 dan 6:40 mengajarkan doktrin conditional election. Benarkah demikian? Apa yang ayat-ayat tersebut ajarkan adalah bukan doktrin predestinasi ala Arminian yang memuliakan free will manusia diatas kedaulatan Allah, melainkan membataskan kehidupan kekal hanya bagi mereka yang percaya pada Yesus. Siapapun yang percaya memang akan diselamatkan, tapi masalahnya, apa yang menyebabkan mereka sampai percaya? Jika kita berkata bahwa free will manusia yang menentukan sampai kita bisa percaya, maka logikanya, keselamatan kita adalah hasil dari kehendak bebas kita, dan bukan dari Allah. Dan logikanya, keselamatan adalah berdasarkan perbuatan, dan bukan kasih karunia. Logika dari doktrin Arminian akan membawa kita kepada semi-pelagianism.

Kalau memang kehendak bebas manusia yang menyebabkan dia sampai diselamatkan oleh kasih karunia Allah, lalu apakah kehendak ini sungguh bebas, mengingat Allah sudah tahu sebelumnya apa yang akan dilakukan manusia tersebut? Jika Allah sudah melihat sebelumnya bahwa seseorang akan selamat, lalu pada saatnya, apakah manusia itu bisa menggunakan free will nya untuk menolak untuk diselamatkan? Jika bisa, maka Allah salah mengetahui. Tapi jika tidak bisa, maka manusia tidak punya kehendak bebas. Inilah dilema si Arminian, yang mengutamakan foreknowledge Allah, tapi menolak kebenaran yang menyatakan bahwa Allah lebih dulu merencanakan apa yang sudah diketahuiNya kelak akan terjadi. Arminius sendiri mengakui bahwa dia tidak bisa tahu bagaimana menjawab dilema ini:

“But I do not understand the mode in which He knows future contingencies, and especially those which belong to the free will of creatures” (Arminius, “Discussion” 3:66 dikutip oleh S.M. Baugh dalam artikelnya “The Meaning of Foreknowledge”).

Sekarang mengenai doktrin General Atonement. Arti penebusan (atonement) adalah:

“to avert punishment, especially the divine anger, by the payment of a koper, a ransom,”
(Leon Morris, The Apostolic Preaching of the Cross, p.166).

Penebusan, dengan kata lain, adalah sesuatu perbuatan yang bisa melepaskan kita dari hukuman, khususnya murka Allah, lewat transaksi pembayaran. Jadi saat Yesus menebus seseorang, maka orang tersebut akan terluput dari hukuman atau amarah Allah, sebab semua dosa-dosanya sudah ditanggung oleh Yesus sepenuhnya. Akan ada suatu exchange (pertukaran) antara yang menebus dan yang ditebus. Yesus dalam menebus seseorang akan mendapatkan amarah Allah dan hukumannya, oleh karena itulah Dia harus mati disalib. Dan orang yang ditebuskan akan bertukar tempat dengan Yesus dan menerima kebenaran Kristus ganti dosanya.

Jelas bahwa doktrin Arminian yang berkata bahwa keselamatan orang percaya dapat terhilang akan membuat pengorbanan Yesus menjadi sia-sia. Jika Yesus sungguh menyelamatkan, dan membayar semua dosa orang yang ditebusnya, lalu mengapa sampai orang tersebut bisa masuk neraka? Apakah Allah Bapa akan menagih dosanya yang seluruhnya sudah ditanggung oleh Tuhan Yesus dikayu salib? Adilkah Allah jika Ia, setelah menerima pembayaran dari Yesus, kemudian menagih kembali kepada manusia pembayaran atas dosanya?

Jika seseorang pergi makan ke restoran dan temannya datang lalu membayar makanan dia sepenuhnya, apakah restoran punya hak lagi untuk menagih pembayaran kepada dia? Tentu tidak. Begitupun jika kita sudah ditebus oleh Yesus, maka tidak mungkin kita akan dihukum oleh Allah Bapa. Kenapa? Karena penebusan dalam Alkitab secara definisinya adalah pembayaran lunas atas semua hutang-hutang kita.

Oleh sebab itu kita lihat bahwa Arminianism tidak mempunyai konsep atonement yang memuliakan Allah. Calvinis, dilain pihak, menekankan bahwa mereka yang ditebus oleh Kristus akan pasti selamat, sebab kuasa darahNya sangat sanggup menjaga kita untuk tetap tinggal dalamNya sampai akhir. Calvinis sadar bahwa kesetiaan dia berasal dari Allah. Jika ia memilih terus tinggal dalam Kristus, itu karena naturenya sudah diubah oleh Allah, dan bukannya karena kehendak bebas.

Dan jika yang ditebus akan pasti selamat, dan karena tidak semua orang selamat, maka kesimpulan logikanya adalah tidak semua orang ditebus oleh Kristus. Dia hanya menebus mereka yang sudah Bapa berikan kepadaNya (lihat Yohanes 6:37-44)

Willie memberikan ayat-ayat seperti Titus 2:11-14, 1 Yohanes 2:2 dan Roma 5:18-19 sebagai ‘bukti’ General Atonement dan kemudian dengan yakin menulis: “Calvinis sudah tidak dapat ngeles lagi…’
Benarkah? Mari kita simak satu persatu ayat ini

Titus 2:11 berbunyi “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.”

Apa yang dimaksud Paulus diayat ini? Maksud Paulus adalah bukan hanya orang Yahudi saja yang sekarang dapat menerima keselamatan dari Allah, melainkan juga orang non Yahudi.

Matthew Henry menulis:

“It hath appeared to all men; not to the Jews only, …; but gospel grace is open to all, and all are invited to come and partake of the benefit of it, Gentiles as well as Jews” (Matthew Henry Commentary On Titus 2)

Jadi ayat Titus 2:11 tidak bicara soal apakah Kristus mati untuk semua orang atau tidak, melainkan bahwa berita Injil keselamatan itu sudah tiba. Hal ini didukung dari konteksnya khususnya diayat 12 dan seterusnya, dimana Paulus berkata bahwa hal ini (Injil) ‘mendidik kita’ agar kita bisa hidup dalam kebenarannya. Karena itu juga Paulus diayat 2:15 menasihati Titus untuk tetap mengajarkan pesan Injil :

“Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu.” (Titus 2:15)

Dan atas dasar apa Willie bisa berkata bahwa kata “seluruh dunia” di 1 Yohanes 2:2 berarti semua orang tanpa terkecuali? Yohanes jelas sedang bicara soal penebusan disini, dan dia berkata Yesus menebus kita dengan cara ‘mendamaikan’ kita dengan Allah. Disini kata “pendamaian” dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘propitiation’. Suatu konsep yang berkata bahwa kemurkaan Allah atas dosa seseorang dapat diredamkan oleh karena Yesus menjadikan diriNya sebagai korban sempurna yang menggantikan orang yang berdosa tersebut.

Kalau kita sudah mengerti konsep ini, maka tidak mungkin maksud Yohanes diayat ini adalah seperti yang Arminian nyatakan, yaitu bahwa Yesus adalah pendamaian bagi dosa seluruh manusia yang pernah ada dan yang akan ada. Mengapa? Karena jika mereka sudah didamaikan oleh Yesus kepada Allah, dan Allah sudah menerima korban sempurna sebagai tebusan atas dosa-dosa mereka, maka mereka tidak akan sampai membayar korban dua kali, sebab Allah tidak akan menagih mereka setelah Yesus membayar dengan lunas dosa-dosa mereka.

Oleh karena itu kata “seluruh dunia” bukan berarti semua manusia, melainkan semua golongan manusia, apakah itu tua muda, kaya miskin, Yahudi atau Gentiles. Allah memilih mereka yang didamaikan dari berbagai macam bangsa dan golongan manusia.

‘Bukti’ ketiga yang Willie berikan adalah Roma 5:18-19. Tapi tidak ada argumen yang diberikan. Apakah posisi Willie bahwa ayat ini mengajarkan semua orang telah menerima justifikasi dari Allah oleh karena Yesus? Jika iya, lalu mengapa sebagian dari mereka bisa kembali menerima hukuman kekal?

Terakhir, Willie memberikan Ibrani 6:4-9 sebagai ayat pembantah OSAS. Tapi Ibrani 6:4-9 tidak bicara soal keselamatan yang bisa terhilang, melainkan mengenai apakah mungkin atau tidak seseorang bisa kembali kepada imannya setelah dia memutuskan menjadi murtad. Jadi Arminian memberikan ayat ini karena dia sedang melakukan suatu exegesis berdasarkan agendanya dalam menentang Calvinism, dan bukannya berdasarkan apa yang sedang dibahas dalam teks ini.

Apakah ‘diterangi hatinya’, ‘mengecap karunia sorgawi’ membuktikan secara konklusif bahwa ayat ini bicara soal keselamatan yang sudah diberikan kemudian terhilang? Tidak. Semua pengalaman ini bisa juga dialami oleh mereka yang mengaku dirinya sebagai orang percaya, tapi sebenarnya belum mengalami keselamatan.

Perkataan ‘diterangi hatinya’ bukan pasti berarti menerima pesan Injil, melainkan bisa saja diartikan sebagai mengetahui / mempelajari akan pesan Injil. Sedangkan ‘mengecap karunia sorgawi’ bukan pasti berarti harus mengunyah atau menelan sebab kita baca Matius 27:34 bahwa Yesus ‘mengecap’ air anggur tapi Ia tidak meminumnya:

“Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.”

Jadi kita tidak bisa seenaknya menentukan bahwa mengecap harus berarti mengunyah atau menelan kalau tidak ada bukti konkrit dari Alkitab yang menyatakan demikian. Dan disinilah contoh dimana Arminian mengadakan kesalahan dalam memaksakan doktrinnya kedalam teks Alkitab.

Selain itu Arminian tidak memperdulikan ayat 9 dimana secara jelas dikatakan ada hal lain yang harus dimiliki untuk bisa dikatakan sudah selamat, yaitu hal yang ‘mengandung keselamatan’.

“Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.” (Ibrani 6:4-9)

Mengapa si penulis Ibrani berkata kalau ia yakin bahwa mereka mempunyai sesuatu ‘yang mengandung keselamatan’ kalau memang ayat 4-6 sudah membuktikan secara konklusif bahwa keselamatan bisa terhilang? Jelas bahwa ada hal lain yang harus ada selain yang diberikan dalam ayat 4-6, yaitu perbuatan baik. Iman yang benar dan perbuatan baik tidak bisa dipisahkan. Yang awal (iman) akan membuat yang akhir (perbuatan baik) ada. Itulah yang ada dalam pikiran penulis dan yang kemudian yang dia tulis diayat 10:

“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” (Ibrani 6:10)

Jadi apa yang kita bisa dapatkan dari ayat-ayat yang diberikan Willie untuk membantah doktrin Calvinism? Kalau kita menyesuaikan ayat-ayat tersebut dalam konteks dan maksud tujuan penulis, maka kita akan menemukan bahwa semuanya itu tidak membantah apa yang Calvinis ajarkan, melainkan justru mendukungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar