Logos Lecture: Thy Kingdom come

Logos Lecture: Thy Kingdom come
Mari melihat secara retrospektif mengenai kehadiran Firman yang menciptakan langit dan bumi menjadi daging yang turun ke dalam dunia; merelakan diri untuk memulai karir di dunia dengan kelahiran sebagai daging yang kecil dan lemah. Namun kekuasannya pun melindungi diri-Nya yang lemah sebagai daging yang mungil. Siapakah Dia sebenarnya?

Senin, 31 Agustus 2009

Opening Statement By Willie

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada moderator Terry yang telah memfasilitasi perdebatan mengenai pokok-pokok soteriologi Calvinis dan Arminian ini. Terima kasih juga kepada sandpiper yang telah berkenan untuk membagikan ajaran Calvinis yang dipegangnya untuk kita diskusikan bersama. Juga kepada pembaca, saya berharap agar kita semua dapat makin menyelami keindahan keselamatan yang Allah kerjakan bagi kita kesayangan-Nya, dan tidak hanya itu melainkan juga agar kita semua mengerti dan mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai keunikan masing-masing dari apa yang Calvinis dan Arminian ajarkan. Penilaian terakhir ada di tangan anda sendiri, dan berikut adalah makalah saya mengenai 5 poin soteriologi Arminian.

Terlebih dahulu mari mengerti apa yang dimaksud dengan Arminianisme. Merriam-Webster memberikan definisi bahwa Ariminianisme adalah ajaran yang relating to Arminius or his doctrines opposing the absolute predestination of strict Calvinism and maintaining the possibility of salvation for all [1]. Arminius merupakan reaksi terhadap pertama-tama ajaran supralapsarianisme / hyper-calvinisme yang mengajarkan doktrin reprobasi (bahwa Allah menentukan dari mulanya tidak hanya siapa-siapa saja yang ke surga, tapi juga siapa-siapa saja yang ke neraka), tapi kemudian berkembang menjadi penolakan terhadap predestinasi absolut secara umum. Nyatanya, Arminianin tidak menolak doktrin predestinasi, tapi yang Arminian tolak adalah ”unconditional predestination” dari Calvinis. Seperti yang James Arminius sendiri katakan:

In the 20th question of the Heidelberg Catechism, we read:

"salvation through Christ is not given [restored] to all them who had perished in Adam, but to those only who are engrafted into Christ by the faith, and who embrace his benefits." From this sentence I infer, that God has not absolutely Predestinated any men to salvation; but that he has in his decree considered [or looked upon] them as believers. This deduction is at open conflict with the first and third points of this Predestination. In the 54th question of the same Catechism, it is said: "I believe that, from the beginning to the end of the world, the Son of God out of the entire race of mankind doth by his word and Spirit gather or collect unto himself a company chosen unto eternal life and agreeing together in the true faith." In this sentence "election to eternal life," and "agreement in the faith," stand in mutual juxtaposition; and in such a manner, that the latter is not rendered subordinate to the former, which, according to these sentiments on Predestination ought to have been done. In that case the words should have been placed in the following order: "the son of God calls and gathers to himself, by his word and Spirit, a company chosen to eternal life, that they may believe and agree together in the true faith"
[2]

Apa yang Arminian yakini adalah bahwa tetap dibutuhkan free-will dari manusia untuk secara rasional menerima anugerah Allah melalui pertobatan, tapi yang dimaksudkan dengan free-will adalah free-will yang telah diperbaharui terlebih dahulu oleh Roh Kudus, sementara will yang belum diperbaharui oleh Roh Kudus adalah will yang tidak free karena telah dikuasai oleh dosa sedemikian rupa sehingga manusia menjadi buta, tuli, dan mati secara spiritual terhadap anugerah Allah.

Berikut adalah poin-poin dari soteriologi Arminian yang akan dijabarkan:
1. Total Depravity
2. Conditional Election
3. General Atonement
4. Resistable Grace
5. Present Assurance of Salvation
Dengan starting point bahwa Allah menginginkan semua manusia untuk selamat (2 Petrus 3:9 dan 1 Timotius 2:4).


Total Depravity

Doktrin Total Depravity adalah poin di mana Arminian dan Calvinis sama-sama setujui. Calvinis seringkali tidak menyadari hal ini dan berpikir bahwa Arminian memegang doktrin Semipelagianisme, yaitu bahwa manusia dapat mengambil langkah-langkah pertama menuju kepada keselamatan.

Total Depravity mengajarkan bahwa, "tidak ada satupun dalam diri manusia yang tidak terinfeksi oleh kekuatan dosa" [3]. Dan dosa telah merusak semua bagian dari gambar Allah yang terdapat dalam diri manusia, termasuk di dalamnya adalah "free will" manusia. Dosa telah menangkap sedemikian rupa dan mengarahkan "will / kehendak" manusia berdosa untuk selalu melakukan apa yang jahat di mata Allah (Kej 6:5). Dosa telah menyebabkan "free will" manusia menjadi sekedar istilah kosong, karena memang "will" yang selalu mengarah kepada dosa adalah bukan "will" yang bersifat "free".

Dengan pengertian ini, maka SEMUA yang kita lakukan adalah terpisah dari anugerah Allah, bahkan ketika kita berpikir telah melakukan perbuatan yang baik, sebenarnya tetap saja perbuatan tersebut dinodai oleh dosa. Perbuatan baik kita hanyalah seperti kain lap kotor yang digunakan untuk membersihkan kotoran dosa kita. Tidak akan bersih.

Dan karena iman adalah sesuatu yang baik, maka MUSTAHIL bagi manusia untuk memiliki iman berdasarkan usahanya sendiri. Free will yang sudah menjadi sekedar istilah kosong tidak lagi membuat manusia mampu untuk memilih Allah, kecuali Allah sendiri yang memberikan anugerah-Nya dan memulihkan kembali "will" manusia yang telah rusak ini.

Dasar biblis yang paling kuat untuk doktrin ini berasal dari sabda Yesus sendiri, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman" (Yoh 6:44).

Akibat dosa, tidak ada satupun dapat datang kepada Yesus, kecuali ditarik terlebih dahulu oleh Allah. Masalah yang timbul adalah bagaimana kita harus mengartikan persyaratan ”ditarik” ini:
1. Apakah ini berarti bahwa seseorang tidak dapat menolak untuk ”ditarik” seperti seseorang yang tenggelam tidak dapat menolak pertolongan orang yang menyelamatkannya (seperti yang Calvinis ajarkan) ?
2. Atau apakah pengertian "ditarik" di sini menunjuk kepada sebuah anugerah yang datang sebelum seseorang menjadi percaya, di mana efek-efek dari anugerah itu sendiri dapat ditolak (seperti yang Arminian ajarkan) ?

Permasalahan ini akan segera dibahas, tapi hal utamanya adalah bahwa doktrin Total Depravity mengajarkan kepada kita mengenai ketidak mampuan manusia untuk datang kepada Yesus sampai Tuhan sendiri yang menariknya dengan memberikan Roh Kudus-Nya untuk memperbaiki kembali ”will” manusia agar manusia dapat memasuki kebenaran Kristus.

That man has not saving grace of himself, nor of the energy of his free-will, inasmuch as he, in the state of apostasy and sin, can of and by himself neither think, will, nor do anything that is truly good (such as having faith eminently is); but that it is needful that he be born again of God in Christ, through his Holy Spirit, and renewed in understanding, inclination, or will, and all his powers, in order that he may rightly understand, think, will, and effect what is truly good, according to the word of Christ, John XV. 5: Without me ye can do nothing." (Remonstrance of 1610, Article III).


Conditional Election

Inilah topik terpanas dari ketidaksetujuan Calvinis dan Arminian, yaitu: "Apa natur dari pemilihan yang diselenggarakan Allah? Apakah kita dipredestinasikan secara absolut tanpa mempertimbangkan sesuatu apapun dari kita? Ataukah kita dipredestinasikan untuk selamat berdasarkan iman kita?"

Yohanes 6:44 mengatakan kepada kita bahwa "tidak ada yang datang kepada Yesus jika tidak ditarik oleh Bapa". Calvinis mengartikan ayat ini dengan benar ketika mereka mengatakan bahwa "semua yang datang adalah pertama kali ditarik terlebih dahulu oleh Allah", tapi kemudian mereka secara salah telah membuat ayat ini berputar menjadi "semua yang ditarik PASTI datang kepada Allah" melalui doktrin Irresistable Grace mereka. Tidak ada satupun dari Yohanes 6:44 yang mengandung interpretasi seperti ini. Lagipula Yesus sendiri berkata, "...dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik SEMUA orang datang kepada-Ku" (Yohanes 12:32). Ayat ini tidak mengatakan bahwa SEMUA yang ditarik akan datang (irresistable gace) dan tidak pula mengatakan bahwa SEMUA akan selamat (universalism). Ayat ini mengatakan kepada kita bahwa Allah memberikan rahmat-Nya kepada semua orang, tapi fakta bahwa tidak semua orang kemudian menjadi mau percaya menjadi bukti bahwa tetap dibutuhkan free-will manusia (yang telah diperbarui) untuk memilih Allah.

Calvinis seringkali mengartikan kata "semua manusia" atau "seluruh dunia" dengan mengatakan bahwa Alkitab menggunakan kata-kata tersebut dengan majas hiperbola sehingga kata "semua manusia" yang sudah jelas itu diberikan limitasi dan bergeser makna menjadi sekedar "beberapa dari semua bangsa / golongan". Tapi Arminian bisa meng-kounter apologia mereka dengan pertanyaan sebagai berikut:
Kalau kata ”semua orang” pada Roma 3:23 diartikan apa adanya, lalu mengapa kata 'semua orang' pada Yohanes 12:32 tidak diartikan dengan cara yang sama?

Mari beralih ke soal-soal yang lebih dalam lagi.

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)

Di sini, kita memiliki sebuah undangan, mungkin undangan kepada orang Yahudi yang lelah karena berada di bawah hukum Taurat yang berat (Kisah 15:10), tapi undangan juga berlaku kepada siapapun secara umum. "..jiwamu akan mendapat ketenangan.." menunjuk kepada keselamatan. Dan ayat ini memaksa kita untuk bertanya, "jika kita tidak bisa mengambil keputusan, lalu mengapa Yesus membuat undangan tersebut?"
Tentu saja kita bisa mengambil keputusan karena Allah sendiri yang pertama kali berinisiatif memulihkan free-will kita. Jadi adalah hal yang tidak benar ketika Arminian dikatakan mengajarkan doktrin libertarian free-will, ini karena will manusia tetap dipengaruhi oleh dosa yang cenderung mengarahkan manusia kepada kejahatan, tapi juga dipengaruhi oleh rahmat Allah dan benih Roh Kudus yang dapat membawa manusia kepada keselamatan. Allah sudah menaburkan benih, dan ini semua tergantung kepada keputusan manusia untuk menjadikan hatinya sebagai ”pinggir jalan”, ”tanah berbatu”, ”tanah bersemak duri”, atau ”tanah ”yang baik” (Matius 13). Dan Allah tidak pernah menetapkan dan memaksa kita untuk menjadi salah satu jenis tanah tersebut.


Dan jangan lupakan perumpamaan pokok anggur:
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar." (Yoh 15:5-6)

Mari lihat yang kita dapat.
Yesus menggunakan analogi pokok anggur dan cabangnya. Harus dicatat bahwa tidak ada perbedaan antara pokok dan cabangnya: mereka adalah kesatuan, dan ini berbicara mengenai tingkat keeratan relasi yang Yesus inginkan untuk kita dengan-Nya. Semua yang tinggal di dalam Yesus akan menghasilkan buah (perbuatan yang menyenangkan Allah). Di luar Yesus, kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyenangkan Allah.Mereka yang tidak tinggal dalam Yesus akan dicampakkan ke "api".

Dari pengamatan ini kita bisa melihat poin-poin aplikasinya:
1. Manusia tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri,tapi harus bergantung kepada Kristus.
2. Iman yang membenarkan, tapi iman yang menyelamatkan menghasilkan buah-buah (perbuatan/works/merit). Kegagalan untuk menghasilkan perbuatan baik mengindikasikan kurangnya iman.
3. Seseorang harus memilih untuk tinggal dalam Yesus.

Tentu saja poin 1 dan 2 adalah poin dasar bagi iman Kristen, tapi saya mau fokus ke poin 3. Di sini Yesus tidak mengatakan bahwa kita akan tinggal dalam-Nya, tidak pula mengatakan bahwa beberapa orang akan tinggal dan beberapa lainnya tidak tinggal. Apa yang kitab suci katakan adlah bahwa Ia memerintahkan kita untuk tinggal. Jika kita tidak memiliki kemampuan untuk memilih-Nya, maka perintah ini akan jadi tidak berarti (atau lebih buruknya jika doktrin Unconditional Election Calvinis ternyata benar, maka kita akan memiliki sebuah kontradiksi: ayat ini menyatakan bahwa kita dapat menentukan untuk tinggal atau tidak, padahal Tuhan ternyata sudah menetapkan kita untuk tinggal).

Yesus memberikan perumpamaan lain yang sesuai dengan konteks ini dalam Matius 22:1-14. Yang menarik adalah tidak adanya indikasi pada perumpamaan tersebut bahwa sang raja memberikan sebuah panggilan yang lebih sedikit daripada mereka yang asli sudah diundang daripada mereka yang pada mulanya tidak diundang dan dibawa dari persimpangan-persimpangan jalan. Tapi yang juga penting adalah tentang orang yang tidak mengenakan pakaian pesta. Untuk perayaan-perayaan di Timur Tengah, raja sering memberikan pakaian kepada mereka yang tidak mampu. Semua orang tidak diijinkan untuk tidak memiliki baju perkawinannya, dan ini terbukti dari diamnya orang yang tidak berpakaian pesta itu (ay. 12). Dan jika "pakaian pernikahan" merepresentasikan "mengenakan Kristus" (Roma 13:14), maka hal ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab oleh Calvinis. Jika seseorang menerima undangan dan panggilan yang sama seperti orang lain pada perumpaan ini, dan jika kepada semua dibagikan pakaian yang diperlukan, maka adalah hal yang menghina raja dengan memilih untuk tidak mengenakan pakaian itu. Kenapa orang ini tidak dipilih sementara orang-orang lain dalam perayaan dipilih? Ini karena ia tidak mengenakan pakaian pernikahan yang dibagikan. Orang itu tidak dipilih karena ia menghina anugerah pemberian raja, sementara yang lain dipilih karena kesetiaan mereka.

Masalah ini juga akan diaplikasikan dalam diskusi mengenai "anugerah" (Grace). Orang yang ditarik (dipanggil) oleh Allah telah mendapatkan anugerah yang dibutuhkan (pakaian pernikahan), tapi orang itu sendiri terdiam karena telah menolak anugerah dari Sang Raja.

Tentu saja Calvinis akan menolak hal ini dengan berkata: "kami memutuskan untuk diselamatkan karena Allah telah mempredestinasikan kami sebelumnya untuk melakukannya". Tapi jika memang benar seperti itu, maka Yesus sia-sia saja mengatakan: "tinggallah dalam Aku", dan akan lebih baik kalo Yesus bilang: "walla walla kasih, walla walla Tuhan, dan walla walla yang lain". Oleh karena itu, Arminian tidak percaya dengan Unconditional Predestination, tapi Arminian percaya kepada Conditional Predestination dengan mengikuti kata-kata Yesus berikut:
"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:14-15)

Serta mendengar sabda Yesus yang ini:
"Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman" (Yohanes 6:40).

Yesus telah ditinggikan (bangkit dari kematian, bdk. Yoh 12:32 dan reaksi Yahudi pada ayat 34), sehingga siapapun yang percaya akan diselamatkan... dan tidak untuk menyelamatkan beberapa orang yang dipilih secara handpicked, tapi siapapun yang datang kepada-Nya akan diselamatkan. Kehendak Bapa adalah bahwa siapapun yang percaya akan memiliki hidup kekal. Kehendak Allah bukanlah memilih beberapa dan tidak memilih beberapa yang lain tanpa dasar yang jelas (dengan alasan: kedaulatan Allah dan seenak-enaknya Allah), tapi kehendak Allah adalah memilih untuk menyelamatkan mereka yang, setelah ditarik oleh-Nya, tetap tinggal dalam-Nya, memilih untuk percaya.


General Atonement

Salah satu poin terpenting dari perdebatan klasik Arminian dan Calvinis adalah mengenai doktrin penebusaan. Sebagian Calvinis yang memegang 3 atau 4 dari 5 poin soteriologi Calvin menolak doktrin "L" (Limited Atonement) ini. Tapi ada baiknya kita mengerti dulu apa yang sesungguhnya dimaksud dengan penebusan.

"penebusan" dalam bahasa Hebrew menurut International Standart Bible Encyclopedia (ISBE) berarti "menutupi", "rekonsiliasi," dsb menurut konteks dan kata yang digunakan. Sementara dalam bahasa Greek berarti "memulihkan", "menyucikan", "memisahkan", dsb [4]. Prinsipnya adalah bahwa untuk menebus dosa (sebagaimana Kristus berkurban untuk kita; 1 Yoh 2:1-2), untuk menutupi dosa, meredakan murka Allah, dan memisahkan kita dari dosa menjadi milik bagian Allah.

Ada beberapa pertanyaan terkait dengan definisi "penebusan", antara lain: "Apa sebenarnya tujuan kurban Kristus? Dapatkah penebusan menutupi SEMUA dosa, atau hanya SEBAGIAN saja? Apakah penebusan ini untuk menebus SEMUA orang berdosa, atau hanya SEBAGIAN orang tertentu saja? Apakah kurban Kristus menyelamatkan secara aktual, atau hanya meembuat keselamatan itu menjadi mungkin?"

Karena seringnya disalah pahami, kita akan membahas pertanyaan terakhir lebih dulu: Alkitab dengan jelas menggambarkan hubungan penebusan dengan keselamatan: "Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:24-25). Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Kristus sendiri menyelamatkan secara aktual, dan penebusan yang diaplikasikan oleh Kristus sendiri mengimplikasikan bahwa Ia-lah yang merekonsiliasikan kita dengan Allah Bapa.
Arminian tidak pernah menolak hal ini, tapi ide bahwa "kurban Kristus hanya membuat keselamatan itu menjadi mungkin", hanya dipakai oleh 2 kelompok: free-will theist dan Calvinis yang melakukan straw man terhadap General Atonement milik Arminian demi mendukung TULIP mereka dengan mengatakan, "kalau kita melakukan sesuatu untuk keselamatan kita, maka Kristus tidak 100% menyelamatkan kita, tapi Ia hanya membuat keselamatan itu menjadi mungkin". Saya tidak yakin kalau hal ini benar, alasannya Alkitab sendiri menyatakan bahwa Yesus menyelamatkan kita DAN kita harus tinggal dalam-Nya (Yoh 15:4, Mat 11:28).

Untuk pertanyaan kedua, "dapatkah penebusan menutupi SEMUA dosa, ataukah hanya SEBAGIAN saja?". Saya pikir tidak akan terjadi banyak perdebatan di sini. Siapapun yang percaya bahwa Allah berkuasa secara mutlak akan berkesimpulan bahwa Yesus DAPAT menyelamatkan SEMUA DOSA dari SEMUA ORANG. Jadi pertanyaan yang tersisa hanyalah tujuan dan aplikasi aktual dari penebusan yang menjadi perdebatan Calvinis dan Arminian.

Yesus mengatakan kepada mereka yang tidak percaya kepada-Nya: "Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu." (Yoh 6:53). Hidup yang ditawarkan di sini adalah hidup yang kekal (Yoh 6:50-51). Yesus di sini bermaksud untuk membuat sebuah korelasi antara darah dan daging-Nya dengan kurban penebusan yang Ia selanjutnya akan buat. Matius 26:28 mengatakan: "Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa."

Oleh karena itu, seseorang harus "ditutup bungkus" oleh kuasa darah Yesus untuk diselamatkan. Yang dimaksud adalah bahwa seseorang TIDAK TELAH dibungkus sebelumnya (sehingga ia tidak punya pilihan lain selain percaya), tapi seseorang secara akutal telah ditebus ketika mereka memutuskan untuk percaya. Yesus mengatakan: "Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yoh 8:24). "Mati dalam dosamu" berarti mati dalam keadaan tidak bertobat dan tidak ditebus, sehingga orang-orang yang tidak percaya dengan jelas tidak ditebus.

Di sini sepertinya ajaran Calvinis bahwa "penebusan adalah terbatas" terlihat masuk akal. Tapi ooopsss! Maaf, saya telah memecahkan vas bunga anda, dan anda dapat mengampuni saya, tapi vas bunga anda sendiri masih tetap pecah. Tentunya anda ingin vas anda diganti, tapi jika anda mengampuni saya, saya tidak akan membayar untuk vas pengganti. Jadi siapa yang telah membayar biayanya? Jawabannya adalah: Anda. Tapi jika semua vas yang pecah dibayar ganti (dosa semua orang ditebus), maka sejatinya tidak ada perlunya lagi pengampunan (karena toh tidak ada vas untuk dibayar lagi). Sehingga, seseorang yang berargumentasi tentang natur universal dari penebusan akan menjadi inkonsisten, kecuali mereka juga menerima ajaran universalisme (semua orang pada akhirnya akan selamat). Well, mari kita lihat argumen ini lebih dalam.

Pertama, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Kristus mati sehingga Gereja secara khusus ditebusnya. "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik." (Titus 2:11-14).

Rasul Paulus juga menuliskan kepada para suami suatu contoh untuk diteladani: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." (Efe 5:25-27).

Kristus memang secara khusus bertujuan untuk menyelamatkan sebagian dari seluruh manusia, yakni kita, umat-Nya!

Woooo... sampai di sini ajaran Calvinis tentang penebusan terbatas memang mempunyai dasar biblis-nya, tapi sebagai tambahan atas tujuan ini, kita melihat tujuan lain yang lebih general dan bahkan lebih universal dari pengurbanan Kristus. Ini adalah poin yang Calvinis sering lewatkan, yang akan meng-kounter doktrin Limited Atonement mereka (bahwa Kristus telah mati untuk menyelamatkan sebagian manusia saja yang ditentukan dari kekekalan lampau). Saya mengutip Titus 2:11-14 untuk mendukung tujuan spesifik (Gereja / jemaat) dari penebusan, tapi sekarang saya akan menekankan pada ayat 11: "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan SEMUA manusia sudah nyata". Tapi jika penebusan adalah terbatas, lalu bagaimana mungkin Kristus dapat memberikan keselamatan kepada SEMUA manusia?

Calvinis biasanya akan mengatakan bahwa kata "semua manusia" memiliki arti "beberapa dari semua bangsa", tapi Kristus sendiri berkata: "Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia." (1 Yoh 2:2). Di sini, Calvinis sudah tidak dapat ngeles lagi karena Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa pendamaian bukan hanya untuk "kita (orang Kristen) saja, tapi juga untuk seluruh dunia (orang lain)". (Hati-hati sebelum menuduh saya universalis, karena Yohanes tidak mengatakan bahwa "Kristus mendamaikan semua dosa", tapi yang benar bahwa "Kristus adalah pendamaian untuk dosa").

Dan lagi:
"Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar." (Roma 5:18-19)
Lagi-lagi Calvinis tidak dapat berkelit. Ini karena penghukuman atas semua orang diparalelkan langsung dengan justifikasi atas semua orang.

Jadi apa yang bisa diambil dari sini?

Jika semua manusia ditarik oleh anugerah Allah sehingga beberapa dari mereka diselamatkan, maka akan masuk akal bila kemudian dikatakan bahwa Kristus mati tidak hanya untuk mereka yang dipilih-Nya, tapi juga untuk semuanya. Dalam Calvinisme, pandangan ini tidak dapat dipertahankan karena yang tidak dipilih memang dari awalnya sengaja tidak ditebus. Sebaliknya, Arminian berpandangan bahwa semua berpeluang untuk ditebus karena pemilihan adalah berdasar atas respon seseorang atas penebusan Kristus.

Jadi, kita menemukan 2 alasan penebusan, yakni Yesus menderita dan mati disalib sehingga:
1. semua orang dapat memandang-Nya dan kemudian diselamatkan,
2. Allah dapat membangun Gereja-Nya dari murid-murid yang telah dikuduskan, dibenarkan, dan diselamatkan.

Keberatan umum Calvinis adalah dengan mengatakan: ”Jika Kristus telah mati untuk semua orang, apakah Ia kemudian menjadi gagal karena faktanya tidak semua orang selamat?". Tapi objection itu sendiri tidak relevan karena sesuai dengan tujuan kedua bahwa melalui dasar Kristus, Allah membangun Gereja dari orang-orang yang percaya, dan ini dengan pasti memberitahukan kita bahwa Allah tidak dan tidak akan gagal (karena Gereja sampai saat ini masih tegak berdiri dan tidak akan dikuasai alam maut sesuai janji Yesus sendiri dalam Matius 16:18).


Present Assurance of Salvation

Pertanyaan selanjutnya yang berhubungan dengan keselamatan adalah mengenai: ”Apakah orang Kristen bisa meninggalkan imannya dan kehilangan keselamatannya?”. Tentang hal ini, Calvinis mengajarkan doktrin Once Saved Always Saved (OSAS), bahwa orang yang dipredestinasikan untuk selamat akan tetap selamat tanpa mempertimbangkan apapun dari orang itu sendiri (i.e. perbuatan). Tapi dalam hal ini Arminian memiliki sudut pandang yang berbeda bahwa orang yang percaya yang telah diberikan anugerah keselamatan pun dapat meninggalkan imannya dan binasa.

Tentang hal ini mari melihat peringatan pada Ibrani pasal 6:
”Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat..” (Ibrani 6:4-9)

Apakah ayat ini menunjuk kepada orang Kristen aktual? Apakah ini berarti bahwa seseorang dapat meninggalkan iman dan kehilangan keselamatan?
Mari bahas poin-poin pentingnya:

Ayat 4a: "..mereka yang pernah diterangi hatinya.."
Apa yang dimaksud dengan "diterangi"? Pada bagian lain surat Ibrani kita menemukan: "Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat" (Ibrani 10:32). Kata "diterangi" ini diterapkan juga kepada orang-orang yang bertahan dalam imannya (dalam bahasa Calvinis: telah dipredestinasikan selamat). Jadi dari sini bisa diberi pernyataan awal bahwa orang yang murtad adalah dulunya diterangi dengan terang yang sama dan sungguh-sungguh bertobat.

Ayat 4b: "..yang pernah mengecap karunia sorgawi.."
"karunia surgawi" di sini dapat menunjuk kepada beberapa hal, tapi dalam kasus ini menunjuk kepada "anugerah yang menyelamatkan" (Yoh 3:27; Efe2:8 ). Kata "mengecap" pada bahasa Ibrani tidak hanya sekedar "mencicipi" tanpa "mengunyah", dan pada Ibrani 2:9 (lihat versi Inggris) dikatakan bahwa Yesus pun "mengecap" kematian. Tentu saja, Yesus tidak hanya sekedar "mencicipi" kematian tanpa benar-benar mati. Jadi dari sini sudah didapat pernyataan kedua yang melawan Calvinisme: orang Kristen yang murtad bukanlah orang yang tidak dipredestinasikan Allah untuk selamat tapi diberikan kesempatan untuk "mencicipi" persekutuan dengan Allah dalam Gereja.

Ayat 6a: "..namun yang murtad lagi.."
Apa lagi yang lebih jelas dari ini? Kata "murtad" ini tentu mengimplikasikan bahwa seseorang pernah "berada di dalam sesuatu" tapi kemudian tidak lagi. Mengikuti konteks-nya, kata ini berarti bahwa mereka meninggalkan Kristus atau iman mereka. Dan seperti yang sudah kita lihat sebelumnya, kata murtad ini menunjuk kepada orang yang dahulu pernah menerima anugerah keselamatan dan tidak sekedar "icip-icip", tapi ini menunjuk kepada orang-orang Kristen aktual yang dahulu pernah sungguh-sungguh bertobat tapi kemudian memilih untuk tinggal di luar pokok anggur.


Oke, segitu saja makalah pembuka mengenai Arminianisme. Untuk mempermudah, berikut adalah diagram alur keselamatan dari Arminian. (Note: ini bukan diagram alur resmi dari Arminian, tapi ini merupakan pemahaman saya pribadi.)

(bagian ini akan segera saya perbaiki karena saya mengalami problem uploading gambar)


Works cited:

[1] http://www.merriam-webster.com/dictionary/Arminianism
[2] http://www.ccel.org/ccel/arminius/works1.html
[3] Van A. Harvey, "A Handbook of Theological Terms”, pp.68, New York:Touchstone, 1997
[4] http://www.studylight.org/enc/isb/view.cgi?number=T942

sumber: http://www.ladangtuhan.com/komunitas/index.php?topic=5413.0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar