Logos Lecture: Thy Kingdom come

Logos Lecture: Thy Kingdom come
Mari melihat secara retrospektif mengenai kehadiran Firman yang menciptakan langit dan bumi menjadi daging yang turun ke dalam dunia; merelakan diri untuk memulai karir di dunia dengan kelahiran sebagai daging yang kecil dan lemah. Namun kekuasannya pun melindungi diri-Nya yang lemah sebagai daging yang mungil. Siapakah Dia sebenarnya?

Senin, 31 Agustus 2009

Conclusion By Willie

Kemuliaan bagi nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

I'll make it short.
Setelah menampilkan bagian-bagian kitab suci, arguments, objections, dan responds yang diberikan, maka bisa dikatakan bahwa Arminianisme memiliki dasar yang juga solid. Seseorang bisa saja menolak klaim ini, tapi yang jelas melalui perdebatan ini, masing-masing pihak bisa melihat dengan jelas apa yang both Arminian dan Calvinis ajarkan.

Memang ini adalah topik yang sulit, karena both side nampaknya memiliki dasar biblis yang sama-sama kuat di dalam Alkitab. Seperti yang Charles Spurgeon (teolog besar Reformed yang fotonya jadi ikon om sandz) katakan:
"The system of truth revealed in the Scriptures is not simply one straight line, but two; and no man will ever get a right view of the gospel until he knows how to look at the two lines at once. For instance, I read in one Book of the Bible, "The Spirit and the bride say, Come. And let him that heareth say, Come. And let him that is athirst come. And whosoever will, let him take the water of life freely." Yet I am taught, in another part of the same inspired Word, that "it is not of him that willeth, nor of him that runneth, but of God that sheweth mercy." I see, in one place, God in providence presiding over all, and yet I see, and I cannot help seeing, that man acts as he pleases, and that God has left his actions, in a great measure, to his own free-will. Now, if I were to declare that man was so free to act that there was no control of God over his actions, I should be driven very near to atheism; and if, on the other hand, I should declare that God so over-rules all things that man is not free enough to be responsible, I should be driven at once into Antinomianism or fatalism. That God predestines, and yet that man is responsible, are two facts that few can see clearly. They are believed to be inconsistent and contradictory to each other. If, then, I find taught in one part of the Bible that everything is fore-ordained, that is true; and if I find, in another Scripture, that man is responsible for all his actions, that is true; and it is only my folly that leads me to imagine that these two truths can ever contradict each other. I do not believe they can ever be welded into one upon any earthly anvil, but they certainly shall be one in eternity. They are two lines that are so nearly parallel, that the human mind which pursues them farthest will never discover that they converge, but they do converge, and they will meet somewhere in eternity, close to the throne of God, whence all truth doth spring." (Defense of Calvinism, http://www.spurgeon.org/calvinis.htm)

Saya sendiri tidak memilih ajaran predestinasi Calvin karena salah satu alasannya sama dengan alasan James Arminius (Works 1, http://www.ccel.org/ccel/arminius/works1.html), yakni bahwa ajaran ini tidak pernah sekalipun dibahas dan di-approve dalam ketujuh konsili ekumenis Gereja Purba:
"III. This doctrine was never admitted, decreed, or approved in any Council, either general or particular, for the first six hundred years after Christ.
  • Not in the General Council of Nice... Not in the first Council of Constantinople... Not in the Council of Ephesus... Not in that of Chalcedon... Not in the second Council of Constantinople... Nor in the third Council of Constantinople..
  • But this doctrine was not discussed or confirmed in particular Councils, such as that of Jerusalem, Orange, or even that of Mela in Africa, which was held against Pelagius and his errors, as is apparent from the articles of doctrine which were then decreed both against his person and his false opinions.
"

Paling mentog, ajaran ini hanya bisa ditemukan dalam tulisan2 Augustinus (abad ke-4), dan itupun hanyalah pendapat pribadi, dan iman Kristen tidak dibangun atas dasar pendapat pribadi, walau sebesar apapun teolog itu dihormati. Ini karena iman Kristen dibangun bukanlah iman dari 1 orang, melainkan iman dari segenap Gereja, sama seperti yang para rasul katakan dalam konsili pertama di Yerusalem: "Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.." (Kisah Rasul 15:28)

Oleh karena itu, anggap saja saya sedang melakukan diplomasi dalam teologi, tapi okay-okay saja buat saya jika saya dan om sandpiper, Arminian dan Calvinis, ternyata setuju untuk saling tidak menyetujui satu dengan yang lainnya setelah melihat argumen masing-masing pihak. Tapi di atas itu semua mari kita melakukanya demi tujuan untuk kemuliaan Kristus dan bukan demi ego teologia kita sendiri.

Saya akan mengakhiri perdebatan yang menyenangkan ini dengan menuliskan kembali summary dari 5 poin Arminianisme:

Total Depravity:
Keterpisahan dari Allah. Manusia tidak dapat menyenangkan Allah, manusia tidak dapat menuju, mencari, dan bahkan tidak dapat memiliki keinginan untuk datang kepada iman yang menyelamatkannya. Ini adalah poin di mana Calvinis dan Arminian sama-sama saling setujui, meskipun kepercayaan atas Freedom of Choice membuat doktrin ini menjadi berbeda 'di ujung'.

Conditional Election:
Allah telah memilih orang-orang yang diselamatkan, yakni mereka yang setelah diregenerasikan free-will dan akal budinya, memilih datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus.

Prevenient Grace:
Anugerah Allah diperlukan tidak hanya untuk keselamatan seseorang, tapi juga untuk iman orang tersebut. Allah harus mengambil inisiatif dalam proses keselamatan per se. Namun, anugerah Allah yae dapat ditolak oleh manusia itu sendiri sebagai akibat dari total depravity yang berpangkal kepada doktrin original sin.

General Atonement:
Yesus Kristus melalui pengurbanan yang dilakukan-Nya telah memberikan pengampunan dosa bagi semua orang, tapi hany orang yang percaya saja yang menikmati pengampunan ini. Dalam hal ini, Kristus menderita bagi semua, tapi darah-Nya menutup-bungkus mereka yang percaya kepada-Nya saja. Penebusan adalah universal dalam tujuannya, tapi terbtas dalam aplikasinya.

Conditional Assurance
Selama orang yang percaya tetap tinggal dan menghidupi imannya kepada Kristus, maka orang itu akan dijamin hidup kekal oleh Allah. Namun ada kemungkinan bahwa orang tersebut akan jatuh dan meninggalkan imannya. Seseorang akan 'kehilangan' keselamatannya jika ia jatuh secara total. Seorang murtad dapat tidak kembali lagi kepada iman yang menyelamatkan, tapi seorang yang lain dapat kembali dan akan murtad lagi.

Calvinis mengklaim bahwa teologinya-lah yang paling memuliakan Allah. Well, semua teologi Kristen dan bahkan agama lain juga akan mengklaim hal yang sama, tapi yang ingin saya beri penekanan adalah bahwa kedaulatan Allah tidak serta-merta menghilangkan tanggung jawab manusia terhadap proses keselamatan yang adalah pertama-tama inisiatif dari Allah. Allah kita adalah Allah yang adil, tapi juga bijak: Ia tidak akan serta-merta memaksa seseorang untuk menjadi tanah yang subur, tanah berbatu, atau tanah yang di pinggir jalan, tapi hati kitalah yang membuat keputusan berdasarkan free-will yang oleh kasih-Nya telah dipulihkan kembali dari kerusakan total.

Benih kebenaran telah ditebar oleh Allah yang penuh kasih dan rahmat, selanjutnya adalah respon kita untuk tinggal di dalam-Nya atau berpaling dari-Nya.

Thanks dan Tuhan berkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar