Logos Lecture: Thy Kingdom come

Logos Lecture: Thy Kingdom come
Mari melihat secara retrospektif mengenai kehadiran Firman yang menciptakan langit dan bumi menjadi daging yang turun ke dalam dunia; merelakan diri untuk memulai karir di dunia dengan kelahiran sebagai daging yang kecil dan lemah. Namun kekuasannya pun melindungi diri-Nya yang lemah sebagai daging yang mungil. Siapakah Dia sebenarnya?

Senin, 31 Agustus 2009

1st rebuttal By Willie

FIRST REBUTTAL
On Uncondtional Election

"Ye stiff-necked people and uncircumcised in heart and ears, ye do always resist the Holy Spirit" (Acts 7:51).

Sandpiper dalam opening statement-nya menyatakan bahwa "jika kita bisa sampai menerima keselamatan tersebut, ini adalah bukan karena sesuatu yang kita lakukan (termasuk kehendak kita) melainkan semata-mata karena kasih karunia Allah yang Dia berikan sesuai rancanganNya dari semula". Sampai sebelum kata "sesuai rancanganNya", tentu saja saya setuju, tapi dalam artian bahwa yang dimaksud dengan "kehendak" adalah kehendak ketika manusia belum ditarik oleh Allah dan belum menerima Roh Kudus yang meng-generate free will manusia. Ini sesuai dengan doktrin total depravity.
Tapi timbul masalah ketika sandpiper menafsirkan "rencana Tuhan" dalam Alkitab (i.e) adalah termasuk di dalamnya rencana untuk "menyelamatkan sebagian orang saja yang sudah dipilih-Nya". Ini adalah hipotesa yang terlalu terburu-buru ditarik menjadi konklusi. Tapi well, apa mau dikata, memang itulah yang diajarkan oleh Calvin sendiri:
"As Scripture, then, clearly shows, we say that God once established by his eternal and unchangeable plan those whom he long before determined once for all to receive into salvation, and those whom, on the other hand, he would devote to destruction... We assert that, with respect to the elect, this plan was founded upon his freely given mercy, without regard to human worth; but by his just and irreprehensible but incomprehensible judgment he has barred the door of life to those whom he has given over to damnation." (John Calvin, Institutes of the Christian Religion Book III:21:7)
Keselamatan dan hukuman kekal manusia di neraka menurut Calvin adalah sudah selesai secara mutlak ditetapkan oleh Allah. Calvinis dalam doktrin unconditional election-nya mengajarkan Allah semenjak kekekalan lampau sudah menetapkan mana saja yang akan selamat sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, tapi dengan 'kerelaan kehendak-Nya' yang sama pula, Allah ternyata juga dengan 'bijaksana' menentukan siapa saja yang akan dibuang ke api neraka, dan semuanya tanpa mempertimbangkan apapun (termasuk kehendak) dari manusia.

Tapi Kisah Rasul 7:1 sudah jelas mengatakan bahwa manusia dihukum karena mereka menolak Roh Kudus, dan ini bukan lagi disebabkan oleh doktrin total depravity karena Alkitab menyebut mereka yang menolak Roh Kudus ini sebagai 'keras kepala' yang berarti bahwa mereka telah memiliki kemampuan dan kesempatan untuk memilih rahmat Allah, tetapi mereka tidak mau. Dan ini dengan jelas dapat kita temukan dalam keluhan Yesus terhadap Yerusalem:
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama eperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau." (Matius 23:37)

Ayat-ayat di atas dengan jelas mengatakan bahwa manusia menolak Allah karena mereka sendiri yang tidak mau dan bukan karena tidak dipilih oleh Allah sejak kekekalan lampau. Sehingga apa yang Calvin ajarkan bahwa Allah telah melakukan pre-determined siapa saja yang selamat atau masuk neraka tanpa mempertimbangkan apapun dari manusia, ternyata banyak berbenturan dengan banyak bagian Alkitab."Predestination is nothing else than the foreknowledge and foreordaining of those gracious gifts which make certain the salvation of all who are saved." (St. Augustine, De Dono Persever 14:35)
Predestinasi Arminian memang bukan predestinasi Augustinus yang terpengaruh filsafat Stoa, tapi Arminianisme mengajarkan bahwa Allah memiliki foreknowledge dan mengetahui dari kekekalan lampau mengenai siapa-siapa saja yang akan menggunakan free will (yang sudah diperbarui) untuk datang kepada-Nya. Dan ini dapat ditemukan dari Roma 8 yang sudah om sandpiper post-kan:
"For whom he foreknew, he also foreordained 'to be' conformed to the image of His Son, that he might be the firstborn among many brethren.." (Roma 8:29).
Tapi kemampuan Allah ini tidak serta-merta memaksa manusia untuk menjadi "tanah kering", "tanah berbatu", atau "tanah subur" bagi firman-Nya. Semua kembali kepada bagaimana manusia merespon berita Injil, sehingga memang tidak salah kalau kemudian disimpulkan bahwa soteriologi Arminian bersifat sinergisme, tapi yang harus diingat adalah bahwa: Keselamatan adalah murni pertama-tama dari anugerah-Nya yang meregenerasikan kita, selanjutnya tentu terserah kita untuk memanfaatkan anugerah itu atau memisahkan diri dari pokok anggur dan kemudian dibakar.

Selanjutnya, om sandpiper memberikan Roma 9:11-13 sebagai dasar bahwa natur pemilihan Allah adalah seenak-enaknya Allah sendiri tanpa dasar pertimbangan apapun dari manusia itu sendiri, dengan berlindung di balik "kedaulatan Allah". Tentu saja Arminian percaya kalau Allah berdaulat mutlak atas ciptaan-Nya, tapi ini tidak harus membuat Allah berkontradiksi dengan diri-Nya sendiri dengan mengacuhkan natur keadilan-Nya. Dan bila Roma 9:11-13 diartikan seperti yang Calvinis mengerti, maka ini akan menabrak bagian Alkitab yang lain:
"Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah". Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya...?" (Yak 2:23-25). Honestly, Yakobus 2 memang tidak sedang membicarakan pemilihan, tp ayat itu dengan jelas menyatakan bahwa untuk dapat selamat, manusia harus menggunakan kehendaknya untuk memilih dan percaya kepada Allah.
Lalu bagaimana Roma 9:11-13 harus diartikan? John Wesley memberikan komentar terhadap ayat 13 sebagai berikut:
"I have loved Jacob - With a peculiar love; that is, the Israelites, the posterity of Jacob. And I have, comparatively, hated Esau - That is, the Edomites, the posterity of Esau. But observe, This does not relate to the person of Jacob or Esau Nor does it relate to the eternal state either of them or their posterity.". Tidak seperti apa yang tertera dalam teks ayat 12, Esau faktanya tidak pernah menjadi hamba dari Yakub, tapi yang menjadi hamba adalah bangsa Edom (keturunan Esau) sebagai hamba Israel (keturunan Yakub). Jadi teks ini tidak sedang menjelaskan tentang pemilihan yang bersifat individu, melainkan pemilihan Israel sebagai kesayangannya, sebagai yang sulung dari bangsa-bangsa dalam hal keselamatan. Dan ketika ayat ke-11 mengatakan 'bukan berdasarkan perbuatan', tentu saja hal ini benar, karena Israel adalah bangsa yang sering berkhianat kepada Tuhan. Tuhan bisa saja memilih bangsa lain yang lebih setia, tp Ia memilih Israel karena Ia ingat akan perjanjian-Nya, dan bukan karena perbuatan Israel. Jadi jelas bahwa St. Paul (yang notabene disebut rasul bagi gentiles) dalam konteks pasal ini sedang melakukan reasoning dengan menggunakan analogi: "Kalau Allah dapat memilih Yakub daripada Esau, memilih Israel daripada Edom, lalu kenapa Ia tidak dapat memilih Gentiles sebagai keturunan spiritual daripada keturunan jasmani bapak Abraham untuk menerima Perjanjian Baru-Nya dalam Gereja?".
Dan ini bisa kita lihat dalam ayat ke-15: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." dan berlanjut pada ayat ke-30: "Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman."

Jadi jelas: Konteks ayat ini tidak membicarakan Unconditional Election versi Calvinis.


On Limited Atonement
Mengenai Yohanes 10:26, Albert Barnes mengatakan:
"Are not of my sheep - Are not my people, my followers. You do not possess the spirit of meek and humble disciples. Were it not for pride, and prejudice, and vainglory for your false notions of the Messiah, and from a determination not to believe, you would have learned from my declarations and works that I am the Christ."
Sandpiper menyebut Arminian memutar-balik teks, nyatanya seorang Presbiterian minister di atas juga mengatakan apa yang Arminian katakan.

Arminian percaya bahwa penebusan Kristus adalah sueficient for all, tapi ini hanya berlaku efektif terhadap orang-orang yang setia dan bertahan di dalam-Nya sampai akhir hidup orang tersebut. Jadi sandpiper tidak bisa mengatakan bahwa Arminian membatasi kualitas penebusan, karena Arminian percaya bahwa penebusan Kristus 100% mampu menyelamatkan orang yang setia kepada-Nya. Sandpiper sebagaimana Calvinis yang lain menyebutnya sebagai "penebusan yang murah harganya karena tidak menjamin keselamatan".

Well, entahlah, tapi matahari bersinar tidak hanya bagi orang Kristen, tapi juga kepada kaum atheis sekalipun. Allah memberikan kasih dan berkat-Nya kepada semua orang, tetapi setiap hari selalu ada saja yang menghujatnya. "Apakah ini berarti bahwa kasih Allah adalah kasih yang murahan karena tidak sanggup menyentuh hati semua orang?" Tapi tentu saja, untuk menjawab pertanyaan ini, sandpiper buru-buru mengatakan bahwa panggilan Allah adalah bersifat internal dan bukan common grace. Entahlah, tapi saya percaya bahwa bahkan panggilan Allah bersifat universal kepada siapa saja. "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya", (Maz 19:2). Allah memanggil melalui semua ciptaan-Nya, dan secara khusus melalui berita Injil yang harus disebar sampai seluruh bumi (Great Comission).
Objection sandpiper yang lain adalah pernyataan yang sangat khas Calvinis, yakni: "Jika memang rencana Allah tidak dapat gagal, maka tidaklah mungkin Ia merencanakan keselamatan bagi semua orang. Sebab baik di Alkitab maupun didalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat lihat berapa banyak jiwa-jiwa yang akhirnya binasa tanpa mengenal Allah." Tentu saja tidak demikian, dan saya sudah menuliskannya di dalam opening statement sebagai berikut:
Quote from: willie
Jadi, kita menemukan 2 alasan penebusan, yakni Yesus menderita dan mati disalib sehingga:
1. semua orang dapat memandang-Nya dan kemudian diselamatkan,
2. Allah dapat membangun Gereja-Nya dari murid-murid yang telah dikuduskan, dibenarkan, dan diselamatkan.

Keberatan umum Calvinis adalah dengan mengatakan: ”Jika Kristus telah mati untuk semua orang, apakah Ia kemudian menjadi gagal karena faktanya tidak semua orang selamat?". Tapi objection itu sendiri tidak relevan karena sesuai dengan tujuan kedua bahwa melalui dasar Kristus, Allah membangun Gereja dari orang-orang yang percaya, dan ini dengan pasti memberitahukan kita bahwa Allah tidak dan tidak akan gagal (karena Gereja sampai saat ini masih tegak berdiri dan tidak akan dikuasai alam maut sesuai janji Yesus sendiri dalam Matius 16:18).


On Irresistable Grace
Sandpiper memberikan Yehezkiel 36:26-27 sebagai dasar doktrin irresistable grace, tapi ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa [color]"Aku akan membuat kamu hidup menurut SEGALA ketetapan-Ku dan TETAP berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya"[/color]. Cek hidup anda, cek hidup semua bapak Gereja yang paling suci sekalipun, maka anda akan menemukan banyak sekali kejatuhan dan pelanggaran terhadap ketetapan-ketetapan Allah. Dan jelas, konteks pasal ini tidak sedang membicarakan pemilihan, melainkan tentang penghiburan kepada Israel yang tanahnya habis dijarah bangsa-bangsa terutama oleh orang-orang Edom.
Selanjutnya sandpiper memberikan bukti Daniel 4:35 sebagai bukti yang mendukung Irresistable Grace. Tapi apa yang bisa didapatkan dari ayat ini? Ayat ini hanya mengatakan kalau Allah adalah mahakuasa dan berdaulat terhadap ciptaan-Nya, tapi akan melompat terlalu jauh dari apa yang tertulis di teks ini kalau kemudian disebutkan bahwa Allah memaksa sedemikian rupa terhadap beberapa manusia sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk memilih yang lain.
Pick and choose ayat-ayat Alkitab hanyalah sekedar eisegese dan bukan eksegese.


On Perseverance of the Saints
Mengenai doktrin OSAS. Sandpiper memberikan Filipi 1:6 yang mengutip Mazmur 138:8. Nyatanya, ayat ini tidak sedang berbicara mengenai keselamatan yang tidak bisa hilang, tapi ayat ini adalah sebuah doa dan pengharapan dalam kesesakan bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita di dalam kesesakan sebagaimana yang telah Ia lakukan sebelumnya.
entang Mazmur 138, Albert Barnes mengatakan bahwa pasal ini "..was evidently written in view of trouble Psalm 138:3, Psalm 138:7, and it expresses confidence that God would interpose in the future in behalf of the author, as he had done in the past; and it is, therefore, adapted to inspire confidence and hope in all who are called to pass through scenes of trial. The psalm does not admit of any particular analysis."


Dan untuk menutup short rebute dari saya ini, ada baiknya saya tampilkan pertanyaan retorik yang ini: "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?" (Galatia 3:3). St. Paul hanya akan boros kata saja kalo pertanyaan tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan orang percaya untuk mati dalam keadaan murtad (dan dengan demikian kehilangan keselamatannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar