Logos Lecture: Thy Kingdom come

Logos Lecture: Thy Kingdom come
Mari melihat secara retrospektif mengenai kehadiran Firman yang menciptakan langit dan bumi menjadi daging yang turun ke dalam dunia; merelakan diri untuk memulai karir di dunia dengan kelahiran sebagai daging yang kecil dan lemah. Namun kekuasannya pun melindungi diri-Nya yang lemah sebagai daging yang mungil. Siapakah Dia sebenarnya?

Senin, 31 Agustus 2009

2nd rebuttal By Sandpiper

2ND REBUTTAL

I love to proclaim these strong old doctrines that are called by nickname Calvinism, but which are truly and verily the revealed truth of God as it is in Christ Jesus – CH Spurgeon

Didalam 1st rebuttalnya, Willie menulis bahwa Calvinis mengajarkan bahwa Allah menentukan siapa saja keneraka sesuai kerelaan kehendakNya “ tanpa mempertimbangkan apapun (termasuk kehendak) dari manusia”. Disini terdapat perbedaan yang mencolok antara pihak Arminian dan Calvinis. Arminian percaya bahwa kehendak bebas manusia tidak boleh dikendalikan sama sekali oleh siapapun selain dirinya sendiri, termasuk Allah. Arminian disatu pihak, percaya bahwa keselamatan adalah kasih karunia Allah, tapi dilain pihak, dia meneguhkan free will sebagai syarat keselamatan. Jika keselamatan manusia ditentukan oleh karena free will, maka logikanya, manusia lebih memegang peranan dalam keselamatannya sendiri. Allah hanya sebagai seorang penolong atau pelatih yang berada disampingnya tapi tidak sungguh-sungguh bisa menjamin apapun.

Pengakuan Iman Westminster sangat jelas mengajarkan apa yang Alkitab ajarkan, yaitu bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi, tapi Dia melakukannya sedemikian rupa sehingga Dia tidak dapat dikatakan sebagai pengarang dosa atau memaksakan kehendakNya pada kehendak manusia, tetapi justru membuat kehendak bebas manusia itu bisa ada.

“1. God from all eternity, did, by the most wise and holy counsel of His own will, freely, and unchangeably ordain whatsoever comes to pass: yet so, as thereby neither is God the author of sin, nor is violence offered to the will of the creatures; nor is the liberty or contingency of second causes taken away, but rather established” (Chap 3:1)

Yesaya 46 dengan jelas mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi oleh karena rancanganNya:
“Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan…” (ayat 9-10)

Perhatikan bahwa ayat diatas tidak berkata bahwa apa yang diketahui Allah harus tergantung dari kehendak bebas manusia, melainkan secara jelas Tuhan berkata bahwa segala pengetahuanNya adalah disebabkan karena Dia sendiri secara aktif terlibat. Kata-kata “Keputusan-Ku” dan “kehendak-Ku” diayat 10, jelas merupakan penyebab dari apa yang belum terjadi menjadi terjadi. Itulah sebabnya Allah bisa mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi, bukan karena Dia hebat menebak, tapi karena Dia yang juga aktif bekerja agar segala rencanaNya tergenapi dengan sempurna.

Apa yang ditulis dalam Kisah Rasul 7:51 tidaklah membantah apa yang Calvinis ajarkan. Willie berkata ayat ini membuktikan bahwa doktrin total depravity sudah tidak berlaku lagi bagi manusia. Tapi justru Calvinis percaya bahwa ayat ini adalah bukti bahwa doktrin tersebut masih berlaku kebenarannya sampai sekarang. Mengapa mereka tidak mau mendengarkan Roh Kudus? Karena mereka belum disunat hatinya, dan belum diperbaharui jiwanya, sehingga mereka membenci kebenaran. Dan tentu apa yang dimaksud Stefanus disini adalah pewahyuan yang diberikan Allah Roh Kudus kepada para nabi (ayat 52), yang selalu dianiaya oleh bangsa Israel. Jadi ayat ini tidak bicara mengenai panggilan internal sesuai ajaran doktrin irresistable grace, karena yang dimaksud disini adalah panggilan eksternal Roh Kudus lewat para nabiNya, yang dapat ditolak oleh manusia yang belum mengalami kelahiran baru.

Matius 23:37
Mengenai ayat Matius 23:37;

1) Jika Arminian benar, maka ketidakinginan manusia ternyata dapat menang terhadap keinginan Allah yang maha kuasa. Yesus hanya menjadi bagaikan seorang juru selamat yang tidak berdaya untuk meyelamatkan seorangpun. Dia ingin menyelamatkan, tapi Ia tidak dapat simply because orang yang ingin diselamatkanNya tidak mau datang padaNya. Betapa mudahnya bagi manusia untuk menggagalkan rencana Allah! Betapa kecewanya dan kasihannya Allah, melihat begitu banyak rancanganNya gagal dalam menyelamatkan banyak orang. Tapi Allah macam ini bukanlah Allah yang diberitakan oleh Kitab Suci.

2) Matius 23 merupakan bagian dimana pelayanan Yesus hampir berakhir didunia. Pasal 23 ini tidak bicara soal free will manusia, melainkan perkataan Yesus yang sangat keras menghardik para ahli Taurat. Jadi pasal ini tidak bicara soal hal-hal soteriologi. Jika kita mau membahas doktrin keselamatan, marilah membahas Roma 9, Efesus 1 dan Yohanes 6, yang jelas mengandung banyak ajaran mengenai keselamatan. Kita tidak perlu mengambil suatu ayat yang dikucilkan dari konteksnya yang kemudian digunakan untuk memutarbalikkan seluruh ajaran Alkitab.

3) Rupanya dalam semangatnya menentang Calvinism, Willie tidak membaca ayat Matius 23:37 dengan seksama. Perhatikan bahwa mereka yang ingin Yesus kumpulkan, berbeda dengan mereka yang dikatakan tidak mau datang padaNya. Yesus ingin mengumpulkan ‘anak-anak’ Yerusalem (“anak-anakmu”), dan bukannya mereka yang tidak mau datang kepadaNya (“tetapi kamu tidak mau”), yaitu para ahli Taurat (ayat 1-31)

Jadi ayat ini bukannya bahwa Yesus ingin mengumpulkan para ahli Taurat yang Dia telah hakimi sebagai “ular beludak” (ayat 33), melainkan ‘anak-anak’ Yerusalem yang jelas beda dengan mereka, yaitu mereka ingin mengikuti kebenaran tetapi yang selalu dianiayai oleh para ahli Taurat. Para pemimipin agama Yahudi bersalah karena mereka menahan orang lain untuk datang kepada kebenaran, mereka “menutup pintu kerajaan surga didepan orang” (ayat 13) dan berusaha untuk merintangi orang lain menerima keselamatan tersebut.

Roma 8:29
Mengenai kata ‘foreknew’ di Roma 8:29, kata ini bukan sekadar berarti ‘mengetahui sebelumnya akan suatu yang akan terjadi’ (foreknowledge), melainkan mengandung suatu arti yang jauh lebih dalam dan lebih personal, yaitu mengenal dengan dekat dan dalam kasih, selayaknya seorang suami mengenal istrinya. Dan mereka yang dikasihinya (dikenalNya), mereka ini juga yang akan ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Amos 3:2 menjelaskan bagaimana Allah mengasihi bangsa Israel melebihi bangsa-bangsa lainnya.

“"You only have I known of all the families of the earth;
Therefore I will punish you for all your iniquities."

Jelas ayat diatas tidak sekedar bicara bahwa Allah tahu bangsa Israel, tapi terlebih dari itu, Dia mengetahui dalam arti mengasihinya.

Terlebih lagi, ayat Roma 8:29 ini menentang si Arminian yang berkata keselamatan seseorang bisa terhilang. Jika Allah sudah mengetahui bahwa seorang akan selamat, bagaimana mungkin keselamatan dia bisa kemudian hilang dan akhirnya masuk neraka? Sebab ingat bahwa ayat 30 berkata bahwa semua yang di ‘foreknew’ Nya ini akan dimuliakan juga, tanpa ada pengecualian.

Yakobus 2:23-25
Kembali lawan debat saya menggunakan ayat yang seharusnya tidak ada hubungannya dengan persoalan yang sedang dibahas, yaitu ayat Yakobus 2:23-25. Tentu saja Calvinis juga sangat percaya bahwa keselamatan adalah karena iman yang hidup dan yang melahirkan perbuatan baik. Hanya karena ada ayat yang berkata bahwa kita perlu berbuat baik bukan berarti ayat itu langsung bisa diklaim sebagai ayat pendukung Arminian dan ayat pembantah Calvinis. Yakobus 2:23-25 sama sekali tidak bicara soal free will. Konteks ayat ini tidak menyentuh sama sekali mengenai predestinasi atau kehendak bebas. Jadi rupanya ada suatu faktor asing yang over riding semua ayat-ayat ini saat dibaca oleh lawan debat saya

Roma 9:11-13
Dalam bantahannya mengenai ayat Roma 9 yang saya berikan, Willie memberikan kutipan John Wesley, dan berkata bahwa Paulus tidak bicara mengenai keselamatan individu, melainkan pemilihan bangsa Israel diatas bangsa lainnya.

Jika memang Roma 9 tidak bicara soal pemilihan yang bersifat individu, lalu mengapa kita dapatkan Paulus berkata di ayat 1-3 bahwa ia lebih baik terpisah dari Kristus daripada melihat kaum sebangsanya binasa?:

“Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.”

Perkataan Paulus disini menunjukkan bahwa keselamatan merupakan tema pasal 9 ini.
Dan ingat diayat 6, kita menemukan bahwa “firman Allah tidak mungkin gagal”. Ini berhubungan dengan ayat 1-5, sebab Paulus sedang berkata bahwa walaupun banyak orang Israel yang binasa karena tidak percaya, tapi firman Allah tetap tidak akan gagal. Hal ini mungkin karena bagi Allah, Israel yang sejati adalah bukan semua orang Israel secara jasmani, melainkan yang rohani, yaitu yang percaya pada Yesus. Jadi Paulus berkata, walaupun banyak orang Yahudi yang tidak percaya, itu bukan berarti janji Allah dalam menyelamatkan dapat gagal.

Paulus menjelaskan hal ini diayat 7 dan 8. Dan dia berkata bahwa anak-anak perjanjian itulah yang disebut sebagai “keturunan yang benar”. Yaitu Israel rohani, dan bukan bangsa Israel jasmani, sebab justru rasul Paulus telah memberikan fakta bahwa tidak semua dari mereka akan mendapatkan keselamatan: “Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel” (ayat 6)

Jadi jika bukan bangsa Israel jasmani yang dimaksudkan, lalu bagaimana mungkin kita bisa berkata bahwa Roma 9 hanya bicara soal “pemilihan bangsa Israel sebagai bangsa kesayanganNya”? Jelas bahwa Roma 9 ini bicara soal keselamatan individu maupun perkelompok.

Jika Allah membenci bangsa Edom, bukankah itu berarti Dia membenci sekelompok orang yang terdiri dari individu-individu? Darimana John Wesley bisa berkata bahwa Roma 9 hanya bicara soal “prosperity” dan bukannya salvation? Mengapa rasul Paulus rela terpisah dari Tuhannya yang sangat dikasihinya, jika Roma 9 hanya bicara soal keadaaan berkat duniawi?

Itulah sebabnya Paulus memberikan contoh Firaun, selain Yakub dan Esau. Dan di ayat 29, Paulus menulis bahwa Allah meninggalkan bagi diriNya sendiri “suatu keturunan”, dan itu adalah karena kehendakNya, sebab jika bukan, maka bangsa Israel akan pasti menjadi seperti Sodom dan Gomorah, yang Dia binasakan

Yohanes 10:26
Willie memberikan kutipan Albert Banes, seolah membuktikan bahwa jika ada seorang ahli teologi Presbyterian yang menentang pengertian saya akan Yohanes 10:26, itu berarti bahwa pengertian saya salah. Tentunya yang harus Willie sadari adalah banyak pendeta atau theologian Presbyterian yang liberal atau non-Calvinis, termasuk si Albert Barnes ini.

Lagipula, perhatikan penjelasan Barnes yang diberikan mengenai ayat ini. Perhatikan dalam kutipan yang Willie berikan berapa banyak ‘‘penambahan” yang dia asumsikan kedalam teks ini.

Kalimat teks ini sangat simple, “But you do not believe, because you are not of My sheep.”

Sekarang mari masukkan pengertian Barnes kedalam ayat ini, dan lihat apakah bisa dipertahankan.

Menurut Barnes, seharusnya arti ayat ini berkata: , "But you do not believe because you [have determined not to believe]."

Jadi kita lihat suatu penyimpangan exegesis yang blak-blakan. Barnes, seperti tipikal Arminian lainnya, memutar balikkan arti teks ini yang sebenarnya berkata bahwa sebab dari ketidak percayaan seseorang adalah karena dia bukan milik Yesus, dan mengubahnya menjadi karena memang sudah tidak percaya dari awalnya.

Willie kemudian berkata bahwa saya tidak bisa berkata bahwa Arminian membatasi penebusan. Well, mengapa tidak? Penebusan dalam Alkitab adalah benar-benar penebusan. Ada harga yang sudah terbayar, ada transaksi yang sudah berjalan dan diselesaikan oleh Yesus.

Dan jika Willie berkata bahwa penebusan Yesus sanggup menyelamatkan seseorang 100%, lalu mengapa keselamatan itu bisa kemudian terhilang?


Yehezkiel 36:26-27
Willie salah mengerti akan tujuan dari ayat yang diberikan. Jelas bahwa maksud saya memberikan ayat Yehezkiel 36 adalah bukan sebagai bukti bahwa orang Kristen tidak bisa berbuat dosa lagi. Tidak ada satu orang Calvinispun yang berkata bahwa kita bisa ‘perfect’ dalam hidup didunia ini. Itu justru adalah doktrin innovasi John Wesley, si Arminian, yang dinamakan “Christian perfection”.

Tapi apa yang Yehezkiel 36 ajarkan adalah Allah harus turun tangan dan mengganti hati yang penuh dosa dengan hati yang lunak dan mudah dibentuk. Yang turut dengan apa yang Tuhan kehendaki. Itulah hati yang Allah berikan kepada orang percaya, yang membuat ia ingin mengikuti Tuhan.

Jadi hanya karena ada kata “segala ketetapan” bukan berarti yang dimaksud adalah perfection. Alternatif pengertian yang Willie berikanpun tidak bisa menjelaskan apa yang dimaksud “segala ketetapan”, kalau ia bersikeras berkata bahwa ayat ini mengajarkan kesempurnaan hidup kudus didunia.


Daniel 4:35
Alasan saya memberikan ayat ini adalah sebagai contoh prinsip Alkitab bahwa Allah berdaulat penuh atas hidup manusia. Tapi Willie berkata bahwa manusia bisa menolak kehendak Allah karena free will nya. Bagaimana Allah bisa dikatakan berdaulat penuh jika kita bisa menolak kehendakNya yang kekal?

Jika Allah sudah memutusan untuk menyelamatkan, maka Ia pasti akan menggenapinya. Tapi Arminian memecahbelahkan antara kesempurnaan rencana Tuhan dan keberhasilan pelaksanaan rencana itu, danmeletakkan segala sesuatu dibawah free will manusia


Filipi 1:6
Ayat Filipi 1:6 ini tidak mengutip Mazmur 138:8. Konteks ayat Filipi ini adalah keyakinan Paulus atas pemeliharaan Tuhan dari awal hingga akhir hidup. Kita tidak perlu memaksakan arti ayat ini menjadi suatu arti yang sama sekali berlainan dengan mencoba memberikan penjelasan seperti yang Willie berikan. Tidak ada ide sama sekali bahwa diayat ini Paulus berkata Allah dulu pernah meninggalkan mereka dan sekarang mereka berdoa supaya Allah tidak lagi berbuat demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar